Menang Karena Malas
Sehebat apapun manusia, ia pasti pernah mengalami kekalahan dalam kehidupan. Bahkan sebagian dari mereka menyebut, mustahil ada kesuksesan tanpa terlebih dahulu berhadapan dengan kekalahan. Menurut mereka, justru kekalahan hiduplah yang mampu membuat mereka bangkit menuai keberhasilan.
Purdi E. Chandra adalah salah seorang contoh di antara mereka. Sebelum menjadi “Super Entrepreneur” seperti saat ini, berkali-kali ia berhadapan dengan kegagalan. Salah satu contohnya adalah ketika ia harus drop out (DO) dari empat fakultas pada dua universitas berbeda di Yogyakarta (UGM dan IKIP Yogya). Lantas, bagaimana ia bisa sesukses sekarang? Bagaimana ia bisa bangkit dari kekalahan tersebut? Bos Primagama itu bertutur kepada Winarno dari MQ di Gedung Graha Primagama, Yogyakarta.
Berikut petikannya:
Anda pernah mengalami kegagalan dan kekalahan dalam kuliah, tapi bisa sukses seperti saat ini. Bahkan, Anda menguasai hampir segala bidang usaha. Bagaimana Anda bisa bangkit dari kegagalan tersebut?
Bagi saya, kegagalan atau kekalahan itu tempat sekolah saya sebenarnya. Dalam kekalahan pula saya mendapat ujian yang sebenarnya. Ujian dari Allah Swt.
Kebanyakan orang ingin selalu sukses dalam menjalani kehidupan ini. Saya justru sebaliknya. Saya justru mengharapkan kegagalan dan kekalahan sebelum saya mendapat kemenangan. Kegagalan inilah yang membuat saya berpikir dan terus berpikir. Dengan berpikir kita menjadi tahu, dan dengan tahu kita menjadi bisa. Bisa sukses dan menang. Saya selalu positif thinking dengan kekalahan dan kegagalan yang menimpa diri saya. Inilah kehidupan.
Sebenarnya, kalau kita mau berpikir, di balik kegagalan maupun kekalahan itu ada hikmahnya buat kita. Mungkin ada yang kurang dari usaha atau ikhtiar kita sehingga kita mengalami kekalahan. Saya bisa bangkit dari kekalahan dengan positif thinking. Setiap kekalahan dan kegagalan pasti ada hikmahnya. Hikmah inilah yang membuat saya bisa sukses dan menang dalam segmen kehidupan berikutnya. Kita harus selalu introspeksi diri dan evaluasi diri, jangan sampai kita mengalami kegagalan terus marah-marah dan menyalahkan orang lain. Ingat, inilah ujian kita sebenarnya.
Saya gagal dan kalah meraih gelar sarjana, mungkin Allah menakdirkan saya menjadi seorang pengusaha. Kalau saya pintar dan menjadi sarjana dengan nilai bagus, mungkin saya cuma jadi karyawan. Karena, secara logika, pasti saya mengandalkan nilai saya untuk mencari pekerjaan.
Purdie adalah putra Indonesia kelahiran Lampung Tengah, 9 September 1959. Pemilik tak kurang dari 26 perusahaan ini juga adalah suami dari Hj. Triningsih Kusuma Astuti, yang kini berputrakan Fesha Muhammad dan Zidan Muhammad. Pendiri dan pemilik Entrepreneur University ini pun pernah menjabat sebagai Ka. KADINDA DIY, yang membidangi pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Dalam dunia politik, ia aktif sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DIY, dan Anggota MPR RI 1999-2004, Utusan Daerah DI Yogyakarta.
Kemenangan dan kekalahan adalah sunatullah. Tapi, kebanyakan orang lebih siap menerima kemenangan daripada kekalahan. Begitu pula dalam menekuni dunia bisnis. Menurut Anda?
Kebanyakan orang melihatnya selalu ke atas, tidak pernah melihat ke bawah. Jadi, mereka tidak pernah menyadari bahwa kehidupan ini seperti roda berputar. Kadang kita menang kadang kita kalah. Seharusnya kita menyadari bahwa kehidupan ini seperti piala bergilir. Kemenangan dan kekalahan itu seperti piala bergilir. Kalau Allah ridha pasti kita akan menang. Tapi, kalau kita harus kalah, berarti Allah belum ridha. Begitu pula dalam dunia bisnis. Yang terpenting dari semuanya, kita mampu memiliki mental siap menang juga siap kalah. Siap berhasil juga siap gagal. Semua itu akan lahir ketika kita mampu mengedepankan otak kanan daripada otak kiri.
Saat ini Anda juga terjun ke dunia trainer, apa sih suka dukanya menekuni profesi ini?
Wah, kalau bicara suka dukanya banyak sekali. Saya suka kalau banyak rekan-rekan yang berhasil dalam usahanya. Saya senang kalau banyak orang berhasil, karena secara otomatis bisa mengurangi pengangguran di negeri ini. Dengan menukseskan orang lain, berarti saya bisa melahirkan beratus-ratus bahkan beribu-ribu pengusaha. Semakin banyak pengusaha baru saya semakin suka dan senang. Dukanya kalau banyak rekan yang mengeluh dalam bisnisnya. Niat baik untuk membimbing pelajar kelas 3 SLTA yang ingin masuk jenjang pendidikan lebih tinggi (PTN), mendorong Purdi E. Chandra mendirikan lembaga bimbingan belajar Primagama, 10 Maret 1982. Niatan itu belakangan menjadi peluang untuk dikembangkan, karena Yogyakarta berstatus kota pelajar. Peluang inilah yang lantas diolahnya. Kemudian catatan bilangan ternyata menunjuk pada angka 32.000-an siswa bergabung dengan Primagama setiap tahunnya. Lembaga ini pula yang kemudian menjadikan Purdi menjadi Raja Bimbel.
Anda dulu pernah kalah dan gagal waktu kuliah, tetapi sekarang menang dan sukses dalam berwirausaha. Apa kunci keberhasilan Anda ini?
Kunci keberhasilan dan kemenangan saya adalah “MALAS”. Malaslah yang membuat saya bisa berhasil seperti sekarang ini. Saya malas dan karenanya mendelegasikan kerjaan saya kepada orang lain. Coba bayangkan kalau saya rajin ke kantor atau rajin ke tempat usaha saya. Saya tidak bakalan bisa membuka usaha di mana-mana dan tidak bisa membuka segala macam usaha karena tenaga saya terbatas. Tidak mungkin saya membuka cabang usaha di mana-mana kalau saya rajin ke kantor dan mengerjakan sendiri segala kerjaan saya. Maka dari itu saya bermalas-malas di rumah saja. Kerjaan saya delegasikan kepada orang lain. Saya panggil orang lain untuk mengerjakan kerjaan saya. Karena itu, siapapun orangnya yang mau berhasil, jadilah seperti saya. Orang yang malas. Delegasikan pekerjaan kepada orang lain. Dengan bermalas-malasan saya bisa membuka ratusan cabang Primagama di mana-mana.
Bagaimana caranya agar orang selalu mempunyai optimisme dalam usaha?
Agar kita selalu punya rasa optimis, kita tidak boleh takut kalah dan gagal. Kegagalan itu justru diperlukan dalam dunia usaha. Karena adanya kegagalan itulah maka ada kesuksesan atau kemenangan. Karena itu, jadi orang jangan pernah takut dengan kegagalan dan kekalahan. Kekalahan adalah hal biasa. Dan, sejatinya ia bisa membuat kita bangkit.